Pilihan-Pilihan.

Selasa, 06 November 2012

Jenis-Jenis Rencong Aceh.


   Rencong merupakan senjata tradisional Aceh yg dulunya dijadikan oleh para rakyat dan bangsawan sebagai senjata utk melindungi diri dari mara bahaya . Namun begitu,skrg, rincong dijadikan sebagai bahan pajangan di dinding rumah2,kantor2,hotel2, dll. Untuk itu saya akan menjelaskan beberapa jenis rincong menurut tingkatan dan kualitasnya yaitu, rencong terbagi 4 model : rencong meupucok , rencong meucugek , rencong meukuree , dan rencong pudoi.

 Dan inilah ciri2 ke-empat rencong-rencong Aceh...:



1. Rincong Meupucok
Rencong Meupucok.
Rencong yang mempergunakan ukiran emas pada gagang bahagian atas. Gagangnya kelihatan kecil pada bahagian bawah dan mengembang membesar pada bahagian atasnya. Permukaan pada bahagian atas berukiran emas. Bentuk ukirannya antara lain : Kembang berantai, Kembang daun, Kembang mawar dan ada juga berbentuk aksara Arab. Hulu rencong Meupucok adalah ditutupi dengan ukiran emas pada bahagian atas, dibungkus dengan emas bahagian putingnya dan biasanya terbuat dari tanduk dan gading.



Rencong meucegek
2. Rencong Meucugek
Rencong ini mempergunakan cugek (bergagang lengkung 90 %). Cugek melengkung ke bahagian belakang mata rencong kira-kira 15 cm sehingga dapat berbentuk siku-siku. Cugek ini gunanya efektif tidak mudah lepas dari tangan saat melakukan pembelaan diri, sehingga dapat mmenerkam dan menikam lawan secara bertubi-tubi serta mudah dicabut kembali walaupun sumbunya dalam keadaan berlumuran darah oleh karena cugek sebagai penahan pergelangan tangan bahagian belakang. 




3. Rencong Meukuree
Rencong yang mempunyai kuree pada mata. Bentuk kuree bermacam-macam ada yang berbentuk seperti : bunga-bunga ; ular ; lipan ; akar kayu ; daun ; dan kayu-kayuan. Gambar ini bukan sengaja dibentuk, tetapi terbentuk secara sendirinya waktu rencong itu ditempa. Rencong ini berbeda dengan yang lainnya, semakin lama disimpan semakin banyak kureenya dan semakin mahal harganya serta semakin bertambah magisnya. 




rencong Pudoi.
4. Rencong Pudoi
Pudoi artinya menengah (biasa). Ini dapat di lihat dari gagangnya. Gagang rencong ini tidak sama dengan rencong meupucok, meucugek atau meukuree. Hulu rencong Pudoi adalah pengangan tanpa variasi, kelah (pembungkus bahagian bawah hulu dan puting yang kadang-kadang dibesarkan sedikit agar tidak tertutup dengan gagang yang sederhana bila ditancapkan pada sasarannya. Gagang rencong Pudoi ini tidak ada lengkungnya. Sejarah rencong Pudoi ini mulai tahun 1904 Belanda tidak memperbolehkan memakainya. Sehingga larangan tersebut sangat melukai hati orang Aceh dan bertentangan dengan adat istiadat yang berlaku pada waktu itu. Maka jalan lain adalah mengelabui peraturan Belanda tersebut dengan cara merubah bentuk rencong meucugek (meucangee) kebentuk lain yaitu rencong rencong Pudoi. Dengan perubahan bentuk maka orang Aceh tetap memakainya tanpa diketahui oleh orang Belanda kecuali diperiksa seluruh badannya. Adapun untuk menyembunyikan keberadaan rencong maka diselipkan di pinggang di bawah kain sarung ataupu celana tanpa di ketahui oleh Belanda, sehingga mereka tidak mematuhi larangan Belanda.


Uang-Uang Kuno Indonesia.




Uang 50 SEN INDONESIA TAHUN 1964

KOIN BANK HINDIA-BELANDA TAHUN 1945.

KOIN-KOIN (UANG LOGAM) NEGARA INDONESIA. 

UANG KERTAS KUNO INDONESIA.

UANG KUNO KESULTANAN ACEH

UANG KUNO Rp 1000 1970-AN.

UANG KUNO Rp.1000


UANG KUNO INDONESIA RP.2 SETENGAH ,TAHUN 1961.

UANG KUNO Rp,100 ,,,TAHUN 1947.

Surat-Surat Rasulullah Kpd Raja-Raja, Utk Mendakwah Islam.

Surat Rasulullah kepada raja Najashyi..






Surat Rasulullah kpd Raja Roma.


Surat Rasulullah kpd rakyat Oman.




Minggu, 04 November 2012

TAK CUKUP UANG BERHAJI,PRIA INI NAIK HAJI DENGAN BERJALAN KAKI DARI BOSNIA KE MAKKAH


Oleh : atjehcyber.net

MasyaALLAH! Tak punya uang yang cukup, tak menghalangi niat pria ini untuk pergi ke Makkah. Dengan menyeberangi jarak 3.600 mil di enam negara dengan berjalan kaki, seorang pria Muslim (47) asal Bosnia telah tiba di kota suci Makkah pekan ini, untuk mewujudkan mimpinya untuk melaksanakan ibadah Haji.

"Saya ingin melaksanakan Haji, tetapi Saya tidak punya uang," kata Senad Hadzic, dikutip Emirate 24/7 pada hari Senin (22/10/2012), dilansir Onislam.

"Saya memutuskan untuk pergi ke Arab Saudi, hanya dengan punya uang 200 euro."



Dengan niat dan tekad yang tinggi untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima ini, Hadzic memulai perjalan panjangnya dari Banovici, kota kelahirannya di utara Bosnia, pada bulan Desembar 2011.

Selama perjalannya, ia berjalan hampir 3.600 mil atau setara dengan 5.900 kilometer dari desanya menuju tanah suci, Makkah.



Melewati 12 hingga 20 mil perhari, Hadzic menyeberangi enam negara, termasuk Turki, Yordania dan Suriah sebelum sampai di Arab Saudi pada pekan ini.

Di dalam tasnya, ia membawa salinan kitab suci Al-Qur'an yang dibungkus plastik untuk melindunginya dari perubahan cuaca.

Ia juga membawa peta dan bendera enam negara yang akan dilewatinya.


Surat-surat kabar mengutipnya ketika berbicara di sebuah video yang diunggah di Youtube, bahwa ia rela menempuh jarak yang jauh ini karena ia tak memiliki uang.

"Saya tidur di masjid-masjid, sekolah dan tempat-tempat lainnya, termasuk di rumah orang-orang baik yang menawarkannya (menginap) kepada saya," kata Hadzic dalam video itu.

"Beberapa orang bertanya kepada saya apakah Saya takut ketika melewati tempat-tempat liar, dan Saya katakan kepada mereka 'mengapa Saya harus takut, Allah bersama saya."

Sebagian besar jamaah Haji dari seluruh dunia telah tiba di Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah Haji pada tahun ini.

Muslim dari seluruh dunia membanjiri Makkah setiap tahunnya untuk melaksanakan ibadah Haji.

Setelah bersusah payah berjalan kaki dari negerinya, melewati berbagai hambatan selama di perjalananan, kini Hadzic telah berada di Makkah untuk mewujudkan cita-citanya melaksanakan ibadah Haji, Semoga ia menjadi Haji yang Mabrur, insya Allah. (*/arrahmah.com)



Lambang negara Indonesia tiru lambang kerajaan Aceh Darussalam


Penulis: Murizal Hamzah 
Jangan salah duga dua lukisan di atas sekilas mirip. Namun kalau diperhatikan detil sangat berbeda. Keduanya juga merupakan lambang dua negara yang berbeda. Yang pertama Garuda Pancasila lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan yang kedua lambang Kerajaan Samudera Pasai.

Asal muasal penggunaan lambang Garuda Pancasila sebagai lambang negara adalah bermula saat Sultan Abdurrahman Hamid Alkadrie II (Sultan Hamid II) memenangi sayembara lambang negara. Sayembara ini diadakan oleh Presiden Soekarno. Sebelumnya ada usulan lambang negara yang diajukan oleh M. Yamin namun ditolak oleh panitia karena masih ada pengaruh Jepang melalui penempatan sinar matahari.

Lambang Samudera Pasai (sumber: R Indra S Attahashi)
Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, baru pada tahun 1950 kita memiliki lambang negara. Jadi selama lima tahun itu Indonesia nirlambang negara. Garuda Pancasila ditetapkan sebagai lambang Negara RI pada 11 Februari 1950 yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 1951.

Lalu Presiden Soekarno memperkenalkan lambang itu kepada masyarakat pada 15 Februari 1950 di Hotel Des Indes Jakarta. Sebelumnya Garuda juga sudah menjadi lambang kerajaan atau stempel kerajaan di Jawa seperti Kerajaan Airlangga.

Sebelum digunakan secara resmi sebagai lambaga negara RI, Garuda juga sudah dipakai sebagai lambang Kerajaan Samudera Pasai yang dulu kala berpusat di Aceh Utara. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malikussaleh (Meurah Silu) pada abad ke 13 atau pada 1267. Seorang petualang Ibnu Batuthah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha menuturkan Samudera Pasai sudah menjadi pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara.

Siapa sebenarnya yang merancang lambang Kerajaan Samudera Pasai? “Lambang Kerajaan Samudera Pasai dirancang oleh Sultan Samudera Pasai Sultan Zainal Abidin. Lambang burung itu bermakna syiar agama yang luas, berani dan bijaksana,” sebut R Indra S Attahashi kepada Beritasatu.com, Sabtu (6/10).

Indra menjelaskan, lambang berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung itu merupakan Rukun Islam.

Pria kelahiran 1974 itu menjelaskan lambang itu disalin ulang oleh Teuku Raja Muluk Attahashi bin bin Teuku Cik Ismail Siddik Attahashi yang merupakan Sultan Muda Aceh yang diangkat pasca peristiwa Perang Cumbok pada 1945. Ketika itu di Aceh Tamiang ada kerajaan sendiri bernama Kerajaan Sungai Iyu.

“Bisa saja disebut, lambang negara Indonesia ini meniru lambang Kerajaan Samudera Pasai yang duluan eksis sebelum kaum Nasionalis Marhaenisme merancang NKRI,” ungkap Indra yang juga generasi ketujuh dari Kerajaan Sungai Iyu.

Indra menjelaskan, lambang Kerajaan Samudera Pasai itu sudah ada dalam silsilah keluarganya lebih dari 100 tahun lalu. Dari kakek atau nenek, lambang itu diwariskan dari generasi ke generasi yang selalu dikisahkan bahwa itu lambang Kerajaan Samudera Pasai.

Disebutkan, asal-usul pendiri Kerajaan Samudera Pasai berasal dari keturunan Turki yakni Al Ghazy Syarif Attahashi yang merupakan panglima memimpin utusan Dinasti Usmaniyah (Ottoman) yang membantu Aceh menghadapi serangan Portugis. Kemudian panglima ketujuh itu menikah dengan seorang putri Sultan Iskandar Muda.

Perihal lambang Negara Indonesia yang mirip dengan lambang Kerajaan Samudera Pasai juga dituturkan oleh Ibrahim Qamarius dosen Universitas Malikussaleh Aceh Utara. Setelah digelar seminar International Conference and Seminar "Malikussaleh; Past, Present and Future di Aceh Utara pada 11-12 Juli 2011, masyarakat mengirim lambang Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan replika.

Lambang itu dilukis oleh Teuku Raja Muluk Attahashi, keturunan dari panglima Turki Utsmani yang ke Aceh ketika Sultan Iskandar Muda menghadapi Portugis, pimpinan dari Panglima Tujuh Syarif Attahashi.

Ibrahim menjelaskan, walaupun lambang Indonesia mirip dengan Kerajaan Samudera Pasai belum bisa dipastikan Indonesia meniru dari Samudera Pasai. Menurutnya, perlu pengkajian lebih lanjut.

“Panitia melakukan pengkajian konprehensif mengenai lambang atau gambar tersebut dan kemungkinan dibahas pada International Conference and Seminar Malikussaleh kedua pada 2013,” ungkap Ibrahim yang mantan ketua panitia konferensi itu kepada Beritasatu.com, Sabtu (6/10).

Terlepas dari klaim inspirasi Garuda dari lambang Kerajaan Samudera Pasai, sejarawan LIPI Aswi Warman Adam menegaskan kalau klaim itu menunjukkan kecintaan bangsa Indonesia. "Ini bukanlah sebuah klaim yang menjurus ke arah negatif. Ini merupakan sebuah bentuk kecintaan bangsa Indonesia, yang dulu saat proses pemilihan lambang negara memang ikut terlibat," kata Asvi.

 lambang indonesia(kiri),,,lambang aceh darussalam(kanan).
lambang kerajaan aceh darusallam

Asal Mula Nama Aceh.

By : M.Ilham Alfathan 


Kerajaan Aceh.
   Asal usul nama aceh sampai sekarng masih di pertanyakan.Namun saya akan menceritakan beberapa pendapat yg terdapat pada buku Lagenda Aceh karya IskandarNorman,dan pendapat inilah yg sering digunakan oleh beberapa sejarawan Aceh .Dan sejak abad pertama masehi, Aceh sudah menjadi perdagangan internasional dan menjadi tempat persingghan para  pelintas ,bahkan diantara mereka ada yg menetap. Krn percampuran inilah, yg membuat wajah org-org Aceh beragam rupa.Ada berwajah cina ,india ,arab,bahkan ada juga yg berwajah eropa.

  Dalam buku lagendaAceh karya Iskandar Norman dikatakan bahwa Asal bangsa aceh diyakini termasuk dalam rumpun melayu yaitu,manthe,lanun,sakai jakun,org laut(semang),serta senui,dan masih banyak lagi suku-suku lainnya yg awalnya mendarat di aceh.dansuku-suku ini sangat eratkaitannya dengan bangsa Phinosia dan Dravida yg berada di lembah sungai Indus dan Gangga di India.

Hutan Seumeuluek.
  Bangsa Mante awalnya mendiami aceh khususnya di kampung seumileuk yg dulunya disebut gampong rumoh duablah(kampung rumah duabelas) .Dinamakan kampung rumah duabelas,krn hanya ada 12rumah di kampung itu.Letak kampung itu  katanya diantara tangse dan jantho yaitu di Seumeuluek yg artinya dataran yg luas.SukuMante ini terus berkembang menjadi  penduduk Aceh Lhee Sagoe di Aceh Besar yg kemudian menyebar ke beberapa tempat lainnya.


  Sesudah tahun 400 M, org2 luar mulai menyebut nama aceh dengan sebutan rami atau Ramni,sementara org Tiongkog menyebutnya Lan Li atau Lanwu Li,dan Nan Poli.Sementara orang2 melayu menyebutnya Lambri yg    
sebenarnya dalam bahasa Aceh artinya Lam Muri.Setelah kedatangan Portigis ke nusantara ,mulailah Aceh disebut Acehm,sementara org Arab menyebutnya Asji.

   Ada juga yg mengatakan  asal nama aceh, dari cerita lama yg mengisahkan tentang kedatangan org 2 Budha  dari Cina,ketika berlayar dilaut Aceh mereka melihat aneka cahaya di atas gunong seulawah(gunung selawah) kemudian mereka berkata"Acchera Vaata Bho"yg artinya "alangkah indahnya".dari kata itu , kemudian lahirlah kata Aceh.

Peta kuno Samudera Hindia.
  Lagenda lainnya menceritakan bahwa,pada suatu masa seorang putri Hindu hilang.Ia lari dari negrinya,tetapi abangnya menemukannya di suatu daerah.Ia mengatakan pada penduduk daerah tersebut bahwa itu "aji" yg artinya adik.Maksudnya adl adiknya yg hilang telah ditemukan.Sejak itu putri tersebut  diangkat menjadi pemimpin mereka.Dan kata "aji" di jadikan nama daerah,yg lama kelamaan kata"aji" berubah pengucapannya menjadi aceh.

  Namun versi lain mengatakan aceh itu berasal dari karakter org aceh itu sendiri.Karakter Bangsa Aceh di nilai tdk mudah pecah .Hal itu diterjemahkan dari rangkaaian kata "a" yg artinya tidak dan "ceh" artinya pecah.jadi Aceh artinya tdk pecah.


  Terakhir ada juga yg mengatakan nama Aceh itu berasal dari suku bangsa dan asal usul  penduduknya yg bercampur baur dgn beragam etnik.Dan kemiripan wajah ini dijadikan patokan.Katanya Aceh itu adl singkatan dari A dari kata Arab, C dari kata Cina , E dari kata Eropa , H dari kata Hindia (India).jadi , bila di satu kan menjadi kata ACEH.

  Tapi , itu hanya kebetulan belaka  yg berhubungan dgn kependudukan org2 dari suku bangsa yg mendiami Aceh lebih awal.[dok . Norman Iskandar]